jump to navigation

Ujian Kesempitan Adalah Bibit Kebahagiaan 16 July 2011

Posted by mamazahra in Menjadi Ibu.
Tags: , , , , , , , , , ,
add a comment

Dalam kehidupan ini tak ada yang abadi. Ada senang ada susah, ada senyuman ada airmata, ada kekayaan ada kesengsaraan, ada kesuksesan ada kegagalan, ada masa segala sesuatunya lancar ada juga saat-saat tertentu segalanya menjadi macet dan penuh ujian.
Intinya, jika kita sedang ditimpa kesempitan, janganlah berkecil hati ataupun sedih berkepanjangan. Kenapa? Karena tak ada ujian yang tak berakhir, tak ada kesedihan yang abadi. Ia (kesedihan) akan selekasnya berganti menjadi kebahagiaan.
Sedih adalah manifestasi dari faktor tarik-menarik antara Tuhan dan kenestapaan. Artinya, saat kesempitan/kesedihan muncul, maka kita harus lari menuju Tuhan karena disanalah sumber kebahagiaan hakiki. Sebaliknya ada orang yang hanya termangu saja dalam menghadapi kesempitan tersebut, ia hanya berangan-angan dan akan berujung dalam keputus-asaan.

Hmmm….bagaimana jika kita berada dalam kelonggaran/kebahagiaan? Ya musti ati-ati ya! Kenapa? Sebab kelonggaran/kebahagiaan itu juga tdk akan bertahan selamanya. Ia (kebahagiaan) akan lekas berganti dengan kesedihan. dst dst….

Paling tidak ada 5 hal yang penting (dalam keadaan apapun) kenapa kita harus selalu berbahagia, yakni:
1). Tuhan telah menciptakan kita dan Dia pula yang akan memelihara kita, sebagaimana setiap saat Dia memelihara milyaran jenis ikan di lautan, milyaran jenis bakteri dan mikroba, jutaan jenis binatang, dan trilyunan jenis mahluk di seluruh jagat raya ini;

2). Dalam menghadapi kesempitan, sebaiknya pasrahkan segala sesuatunya kepada Tuhan Sang Pemelihara. Makin kita pikirkan terlalu kuat, maka makin pusinglah kepala kita. Pikirkan sebatas kemampuan otak kita saja. Sekali otak kita merasa tak sanggup mencari jawaban atas problem kesempitan tersebut, biarkan Kuasa Tuhan yang mengurusnya. Lalu, lewati hari-hari Anda dengan kepasrahan total pada-Nya dan rasakan Dia mengasihi kita;

3). Ada banyak orang yang tidak seberuntung kita, dan memang manusia diciptakan tidak sempurna, selalu saja ada kekurangan. Fokuslah pada sisi kelebihan kita, kesehatan kita, keberuntungan kita, ataupun sisi lebih dimana orang lain tidak punya;

4). Tersenyum membuat jiwa kita menjadi terasa ringan. Mau seberat apapun problema yang sedang menghantam diri, selama kita pasrah pada Tuhan dan menyambut setiap helaan nafas dengan senyum bahagia, hidup akan lebih ringan dari yang dipikirkan;

5). Cobaan kesempitan ibarat kita sedang mendaki sebuah bukit, makin tinggi kita mendaki, makin terasa lelah badan pikiran kita. Namun faktanya, makin tinggi kita mendaki bukit tersebut, makin dekatlah kita ke puncak bukit dan nanti setelah melewati puncaknya, kita akan bertemu dengan jalan yang melandai. Itulah saat-saat sirnanya segala ujian dan berganti dengan kemudahan dan kesuksesan.
Kalo di pikir lagi lebih dalam, Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara semua mahluk-Nya menghendaki manusia agar dapat mengecap kebahagiaan, mengecap manisnya kehidupan. Sangat sulit kita dapat merasakan nikmat, jika kita tidak pernah terjerembab dalam kesusahan. Dan sebaliknya, berbahagialah orang yang ditimpa musibah kesempitan karena akan selekasnya beganti dengan kenikmatan.

Jadi, sebetulnya secara filsafatis, ujian kesempitan itu adalah bibit kebahagiaan!

Hanya manusia yang beriman sajalah yang dapat mensyukuri kenikmatan hakiki, yakni kenikmatan pada saat kita masih ditimpa cobaan hidup, namun jiwa kita tdk terkekang di dalam sangkar kesempitan tsb. Jiwa yang merdeka, karena yakin, bahwa Tuhan mengasihinya, di setiap helaan nafas!

Sudahkah kita bersyukur di hari ini?